Saturday, August 11, 2007

Negara Kaya, Rakyatnya Belum Tentu

Di Blog saya yang satu lagi (klik) saya mengungkap tentang peringat daya saing dunia. Saya kembali penasaran, apakah, apabila peringkatnya bagus, rakyatnya juga sejahtera? Saya lalu berfikir bagaimana caranya agar tahu kenyataan sebenarnya? Lalu saya ingat-ingat lagi obrolan-obrolan saya dengan relasi-relasi luar negeri. Berikut adalah adalah catatan obrolan saya. Tulisan disini bernuansa non-formal, santai:
1. Orang Singapura (peringkat 5 dunia):
  • General Manager Perusahaan Global Internasional (50an thn): Saya benar-benar ingin cari kerja di Indonesia . Tolong beritahu bagaimana cara mengurus Permanent Resident di Indonesia.
  • Obrolan dengan orang Singapura, Supir Taxi Limousine (50an thn): Walaupun bapak cari taxi biasa, tapi tidak apa-apa naik taxi limo saya, tarif normal saja. Kalau saya pilih-pilih customer, saya tidak makan, taxi yang antri dibelakang saya banyak, kasihan mereka menunggu lama kalau saya tidak ada yang nyewa, sama-sama cari makanlah. Hidup disini susah, standar hidup tinggi, apa-apa mahal. Kalau di Indonesia enak ya? Saya sering tuh mengantar orang gedongan Indonesia belanja barang disini. Tapi sekarang turis asing berkurang, jadi orang Indonesia sangat kita harapkan belanja disini.

2. Orang Jepang (peringkat 7 dunia)

  • Orang Sales (35an thn): Pak , bagaimana dengan barang kami, bisa diterima tidak? Kapan ordernya? Orang ini menelpon saya langsung dari Jepang hampir setiap hari, menawarkan barang. Bikin kesal. Rasanya sales di Indonesia tidak begini-begini amat.
  • Direktur Sales (55an thn) dan Marketing Manager (50an thn), sedang ngobrol berdua dimobil saya pakai bahasa Jepang. Teman saya yang ngerti bahasa Jepang, nguping. Mereka:Wah, hidup di Indonesia rasanya lebih enak. Kalau pensiun saya mau tinggal disini . Di Jepang, uang 200 juta tidak ada artinya. Kalau disini bisa untuk segala macam.

3. Orang Jerman (peringkat 8 dunia)

  • Pak, tolong jangan lupa bikin tanda terima pembayaran , untuk laporan pajak. Orang pajak gencar sekali memeriksa keuangan kami, wah sulit hidup di Jerman.

4. Orang Belanda (peringkat 9 dunia)

  • Saya pernah diwawancara Wartawan Belanda kira-kira 10 tahunan yll. Saya: Ekonomi di Eropa sekarang sudah mulai menurun ekonominya. Sekarang kekuatan ekonomi ada di Asia. Dia: (dengan ekpresi sebal )bilang iya iya dehh... ambil tuh ambil...(gerakan tangan mengenyahkan). Tapi itu 10 tahun yang lalu. Pasca Krisis, bagaimana Asia sekarang?

5. Orang Korea (peringkat 24 dunia)

  • Obrolan tanggal 11/08/07 dengan Prof Ah Sang Sho, seorang Desainer Grafis. Dia: Korea sekarang sedang mempersiapkan instrumen hukum untuk Desain. Saya: Loh, bukannya Korea sudah sangat siap dengan instrumen hukum tentang desain. Lihat saja Samsung, LG, Hyundai, semua perusahaan yang sangat kuat meproteksi desain-desainnya. Dia: Iya, tapi Korea bukan cuma Samsung kan? Mereka itu perusahaan yang sudah meng global mereka mengatur dengan cara mereka sendiri, tapi untuk kebanyakan orang perlindungan desain di Korea belum terlalu bagus, masih perlu upaya serius dari Pemerintah.

6. Orang Italia (peringkat 42 dunia)

  • Obrolan dengan Marketing Manager perusahaan IT(38an thn). Dia: Perusahaan saya buka pabrik baru di Hongaria dan Romania karena disana tenaga kerja lebih murah, jadi anda bisa dapat barang kami dengan harga lebih murah. Pabrik Olivetti sudah tutup di Italia, kami rekrut orang-orangnya lalu kami pekerjakan di Romania. Sejak penyatuan mata uang Eropa, harga-harga jadi dobel. Sekarang hidup di Italia mahal, 70% gaji habis untuk biaya apartemen dan biaya hidup lainnya, cuma bisa nabung 30%. Pemerintahkerjanya memotong pajak saja, kesejahteraan rakyatnya tidak diperhatikan. Prostitusi semakin marak, juga kriminalitas. Saya: loh, saya liat dari Google Earth, disepanjang pantai Itali banyak sekali Kapal Pesiar, pasti banyak orang kaya dong. Dia: Ah, itu hanya ilusi. Yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Banyak uang tidak beres di Italia. Saya: Ooo gitu, kok tidak pernah dengar ya di media-media. Dia: Anda saja yang nggak memperhatikan.

7. Orang China (peringkat ?)

  • Di entertain lunch oleh Sales Manager (39an thn) di Shenzhen: Saya: ada makanan yang berbasis ayam didekat sini? Dia: Oke, ayo ke KFC. Sesampai disana, karena lapar, saya pesan macam-macam. Setelah meletakkan baki masing-masing, saya lihat dia cuma pesan Chicken Nugget, 5 butir saja. Saya berfikir, ini orang sedang bokek atau memang tidak dikasih uang entertain oleh Boss nya?
  • Ditemui General Manager (40an thn) yang terbang 2 jam dari ChengDu ke Shenzhen untuk meeting ini. Saat dia presentasi dengan saya, saya perhatikan laptopnya. Wah, engsel laptopnya sudah pecah, dijepit dengan penjepit file, laptopnya pun sudah tua. Orangnya lumayan ganteng, tapi saya tebak giginya pasti berlubang atau banyak karang gigi. Kenapa saya tahu? Setiap bicara, aromanya semerbak. Saya tahu itu adalah bau gigi bermasalah, karena isteri saya dokter gigi. Hmm, mungkin biaya kesehatan di China mahal.

Jadi, peringkat daya saing dunia yang ada diatas tadi, tidak menjamin bahwa rakyatnya sejahtera semua. Oke, sekarang, hasil renungan saya mengatakan, jangan terlalu silau dengan sajian-sajian informasi internasional. Kadang kenyataannya berbeda dari yang diberitakan.

No comments: