Monday, August 27, 2007

10 Wajah-wajah Inovasi IDEO

Belajar Kembali ke Fitrah Manusia (Human Factor)
Semakin lama perusahaan konsultan desain dari Amerika, IDEO semakin membuat saya kesengsem dan berhayal, kapan saya bisa menerapkan hal-hal ideal seperti yang mereka lakukan. Saya mentracking penerapan ilmu, teknik dan trik inovasi yang mereka lakukan sejak 6 tahun yang lalu, dan selalu mengagumkan. Pada saat saya beli buku "The Art of Innovation", 5 tahun yang lalu, perlu upaya yang lumayan keras untuk memahaminya karena banyak sekali kejutan-kejutan wawasan baru yang fresh. Kini, buku mereka selanjutnya "The Ten Faces of Innovation" lagi-lagi membuat saya kagum. Dari buku ini, kita belajar bahwa inovasi tidak melulu harus mahal dan terkini. Kadang kita cepat silau dengan sesuatu yang canggih dan glamour dan melupakan sisi-sisi manusiawi dari objek yang kita amati dalam proses pemecahan masalah desain. Setelah membaca buku ini semakin miris saya mengenang saat 10 tahun yang lalu saat saya begitu takjub dengan Rapid Prototyping, 3D Modeling, Animasi dan lain-lain didalam proses desain namun ternyata itu adalah (walaupun tetap penting) bukan segala-galanya. Lalu semakin tambah miris lagi saat di sebuah arena pameran bulan lalu saya mengetahui harga mesin Rapid Prototyping masih AS $ 80,000. What an expensive toys to play with. Bagaimana kita bisa menggunakan teknologi ini bila biayanya tidak kunjung turun?

Saya lega dan senang setiap saya menemukan keselarasan pola fikir kreatif didalam disiplin ilmu desain selaras dengan teori-teori inovasi terkini dari literatur-literatur yang saya baca. 3 buku yang saya gandrungi saat ini adalah The Creative Economy , The Ten Faces of Innovation dan The Blue Ocean Strategy. Bila anda baca semua anda akan sadar bahwa kekuatan ekonomi baru berasal dari faktor/value manusia: talenta, imajinasi, kreatifitas. Kembali ke Manusia! itulah pesan dari ekonomi kreatif saat ini.

Buku The Ten Faces of Innovation akan menuntun anda mengaktifkan dan memaksa otak kreatif anda bekerja lebih keras dan membuat anda memahami jati diri object yang sedang anda amati dalam mendesain. Buku ini juga mengajarkan kita yang mengaku kreatif untuk tidak sombong. Orang kreatif tidak hanya orang yang bisa menggambar. Ia bisa saja orang yang kreatif dalam hal belajar memahami secara mengamati dan mencoba-coba segala hal (The Learning Personas), bisa juga orang yang kreatif dalam hal mengatur segala hal dan berkolaborasi (The Organising Personas) dan juga orang yang kreatif dalam hal membangun suasana yang positif dan membangun persepsi (The Building Personas). Berikut ini adalah penjelasan dari buku The Ten Faces of Innovation, saya copy-paste dari websitenya. Ini adalah versi terjemahan bebas ala saya. Silahkan disimak.

1. SIFAT PEMBELAJARAN (THE LEARNING PERSONAS)
Individu maupun organisasi selalu harus memperluas wawasan baru dalam rangka melebarkan ilmu pengentahuanya dan agar dapat berkembang. Jadi Persona pertama dari tiga Persona yang ada berkaitan dengan Sifat Pembelajaran (learning roles). Persona ini memiliki pendapat yaitu, sesukses apapun suatu perusahaan, tidak boleh ada kata puas. Dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu semakin cepat dari waktu ke waktu, ide cemerlang di hari ini bisa jadi tidak relevan lagi dimasa datang. Sifat Pembelajaran ini akan membantu tim anda untuk tidak terlalu fokus terhadap faktor-faktor internal, dan mengingatkan perusahaan untuk tidak cepat puas terhadap apa yang sudah diketahui. Orang-orang yang menanamkan sifat pembelajaran ini senantiasa dengan mudah melempar pertanyaan balik ke dunianya sendiri, dengan demikian mereka tetap terbuka terhadap masukan-masukan baru yang ditemui tiap hari.

a. Sang Antropolog (The Anthropologist). Sang Antropolog jarang berdiam diri. Ia adalah orang yang mengembara di lapangan mengobservasi manusia yang sedang berinteraksi dengan produk, servis, dan pengalaman-pengalaman guna memperoleh inovasi baru. Sang Antropolog sangat pandai menangkap permasalah dari sisi yang baru, memanusiakan metodologi saintifik agar dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Antropolog memiliki karakteristik yang khas seperti misalnya falsafah-falsafah keterbukaan, empati, intuisi; suatu kemampuan melihat sesuatu yang tidak kasat mata, minat yang tinggi terhadap konsep-konsep inovatif yang harus dipecahkan; dan menemukan inspirasi dari tempat-tempat yang tidak biasa.

b. Sang Eksperimenter (The Experimenter). Lebih senang dengan proses-proses yang dilalui ketimbang senang pada peralatan ekperimennya, ia senantiasa menguji dan menguji sekenario kemungkinan-kemungkinan sampai akhirnya suatu ide bisa berwujud dengan jelas (tangible). Ia seorang pengambil resiko yang cermat, ia orang yang selalu memodelkan apapun, baik itu berupa produk dan servis bahkan proposal, sampai ia dapat memperoleh jalan keluar yang paling efisien. Si tukang eksperimen ini akan sering berkolaborasi dengan orang lain dengan seru, tetapi tetap menjaga proses eksperimentasi ini didalam kerangka waktu dan anggaran yang wajar.

c. Si Pengawin Silang (The Cross-Pollinator) .Ia mencari asosiasi dan keterhubungan antara gagasan-gagasan yang tak berkaitan menjadi sesuatu yang baru. Ia orang yang memiliki minat akan banyak hal, keingin tahuan yang tinggi, dan bakat dalam belajar serta mengajar, Si Pengawin Silang ini membawa ide-ide cemerlang dari bidang lain dan menjadikannya sesuatu yang baru. Orang-orang seperti ini biasanya openminded, suka mencatat, cenderung berfikir secara metafora, dan mampu memperoleh inspirasi dari keterbatasan-keterbatasan yang ia hadapi.

2. SIFAT PENGATUR (THE ORGANISING PERSONAS)
Sifat yang berikutnya adalah sifat Pengatur. Ia adalah orang yang tangkas dalam bidang yang kadang membuat kepala kebanyakan orang menjadi jutek, yaitu bagaimana tetap menjaga suatu gagasan terus melaju didalam suatu organisasi yang kompleks. Dulu di IDEO, orang percaya bahwa ide yang bagus pasti mampu berbicara dengan sendirinya. Sekarang, pendapat itu tidak cukup lagi. Harus ada orang-orang dengan sifat Sang Pentuntas (The Hurdler), Sang Kolaboratoris (The Collaborator), dan Sang Sutradara (The Director), yang berprinsip bahwa: sebagus apapun suatu ide, tetap harus mau memperhatikan waktu yang tersedia, mau menyediakan perhatian yang cukup dan mau memperhatikan sumber daya yang ada. Orang-orang yang bersifat pengatur ini tidak menganggap proses penganggaran (budgeting), alokasi sumber daya (resource allocation) sebagai "politik" dan "birokrasi" yang menyebalkan. Mereka melihatnya sebagai suatu permainan catur yang rumit tetapi mereka harus menang.

a. Sang Peloncat Rintangan (The Hurdler) adalah seorang problem-solver yang tak kenal lelah yang mau mencoba menyelesaikan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Bila diberi tantangan sang Pentuntas secara bijak melintasi rintangan yang ada dengan tetap tenang dan dengan tekad positif. Optimisme dan motivasi tinggi ini mampu membalik kondisi status quo dan kemunduran menjadi kesuksesan meskipun menghadapi ramalan kiamat yang dikirim oleh Pakar yang kurang berwawasan.

b. Sang Kolaborator (The Collaborator) adalah orang langka yang menjunjung tinggi pentingnya kerja kelompok dibandingkan kerja individualis. Dengan tujuan utama mentuntaskan pekerjaan, Sang Kolaborator membujuk orang agar keluar dari pos-pos kerjanya, dan membentuk tim multidisipliner. Dengan demikian, orang ini menghilangkan pola fikir tradisional disuatu organisasi dan menciptakan suatu kondisi bagi para anggota tim untuk mampu menciptakan aturan-aturan baru. Lebih memposisikan dirinya sebagai pembimbing (coach) dari pada nge Boss, sang Kolaborator perlahan-lahan membimbing tim dengan penuh kepercayaan dan keterampilan sampai perjalanan timnya selesai.

c. Sang Sutradara (The Director) sangat jago memahami "Gambar Besar" dan mampu memahami sifat suatu organisasi. Juga, sang Sutradara berbakat menyiapkan panggung, membidik peluang, memilih pemain-pemain terbaik, dan menuntaskan tugas. Melalui pemberdayaan dan penginspirasian, orang dengan sifat ini memotivasi orang-orang disekitarnya agar masuk ke arena panggung dan siap menghadapi hal-hal yang tidak terduga.

3. SIFAT PEMBANGUN (THE BUILDING PERSONAS)
Empat sifat terakhir adalah sifat pembangun yang menerapkan masukan-masukan dari SIFAT PEMBELAJAR dan memberdayakan masukan dari SIFAT PENGATUR dan akhirnya menciptakan inovasinya. Apabila orang-orang memakai sifat pembangun ini, mereka menonjol didalam organisasinya. Orang-orang ini sangat terlihat, anda akan sering melihat mereka tampil beraksi.

a. Sang Perangkai Pengalaman (The Experience Architect). Sang Perangkai Pengalaman senang merangkai suasana yang ia gali dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan produk, layanan, interaksi digital, ruang, event maupun organisasinya. Ia mampu mengubah sesuatu yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa.

b. Sang Perancang Panggung (The Set Designer). Mencari bebagai cara untuk menghidupkan dan menggerakan energi positif melalui penciptaan kebiasaan/budaya yang bersifat kreatif. Cara kerjanya dalam menciptakan suasana inovatif adalah dengan menciptakan ruangan fisik yang memungkinkan setiap individu untuk saling berkolaborasi. Ia percaya bahwa ruangan fisik adalah salah satu alat yang bisa meningkatkan produktifitas dan inovasi disebuah perusahaan/organisasi.

c. Sang Penutur Cerita. (The Storyteller).Sang Penutur Cerita mampu menangkap imajinasi semua orang dan mengubahnya kedalam narasi-narasi yang mampu menggerakan inisiatif, kerja keras dan inovasi. Ia tidak hanya bertutur dengan kata-kata saja tetapi juga menggunakan berbagai medium yang sesuai seperti video, narasi, animasi bahkan komik. Ia menghubungkan cerita -cerita secara unik, ia mampu membangkitkan emosi juga aksi, mentranformasikan nilai-nilai dan tujuan-tujuan, menggerakan suatu kolaborasi, menciptakan Suri Tauladan (heroes) dan menuntun orang dan perusahaan ke masa depan.

d. Sang Pengayom (The Caregiver). Sang Pengayom adalah sifat dasar dari inovasi berbasis kearifan manusia (human-powered innovation). Bekerja dengan hati, empati, ia berusaha memahami semua customer dan menciptakan hubungan yang erat. Ia bagaikan zuster di rumah sakit, bagaikan seorang sales di toko retail, atau juga bagaikan seorang teller di sebuah perusahaan finansial kelas dunia yang membimbing customer kedalam suatu proses secara nyaman, dan manusiawi (human-centered experience).

Tuesday, August 21, 2007

Industri Kreatif Indonesia - Sinetron. Adaptasi & Jiplak Terus

1. Buku Harian Nayla = 1 Litre Of Tears (J-dorama)
2. Impian Cinderella = Frog Prince (T-drama)
3. Bintang = Putri Huan Zhu (T-drama)
4. Legenda Ular Putih = White Snake Legend (T-drama)
5. Cincin = Beautiful Days (K-drama)
6. Siapa Takut Jatuh Cinta = Meteor Garden (T-drama)
7. Ciuman Pertama = Itazura Na Kiss (J-dorama)
8. Cowok Impian = It Started With A Kiss (T-drama)
9. Demi Cinta = Endless Love (K-drama)
10. Jangan Pisahkan Kami=Endless Love (K-drama)
11. Liontin = Glass Shoes (K-drama)
12. Pangeran Penggoda = Devil Beside You (T-drama)
13. Benar2 Cinta = Devil Beside You (T-drama)
14. Cinta Sejati = Stairway To Heaven (K-drama)
15. Opera SMU = Great Teacher Naomi (J-dorama)
16. 100 hari mencari cinta = mr arogan (K-movie)
17. Istri Untuk Suamiku = Chori Chori Chupke Chupke (Mencintaimu Diam Diam) - India Series
18. Kesatria Banjaran = Mulan (Disney’s Animation)
19. Bukan Diriku = Anything For You (J-dorama)–> 5 eps pertama, stlh itu rombak abeesss….
20. Dua Hati = Snow Angel (T-drama) + Le Robe De Mariage Des Cieux (?)
21. Putri Kembar = Twins/100% Senorita (T-drama)
22. Benci Bilang Cinta = Princess Hours (K-drama)
23. Benci Jadi Cinta = My Girl (K-drama)
24. Sumpah Gue Sayang Elo = Smiling Pasta (T-drama)
25. Pengantin Remaja = My Little Bride aka Sweet 18 (K-drama)
26. Bawa aku ke Surga = Fly Me to Polaris (T-movie)
27. Putri Yang Terbuang = Putri Bunga Persik (Classic Chinese Series)
28. Intan = Be Strong Geum Soon (K-drama)
29. Idola = High School Musical (Disney’s Movie)
30. I love you, Boss! = Bright Girl’s Success Story (K-drama)
31. Janji Jaya = My name is Kim Sam Soon (K-drama)
32. Darling = My name is Kim Sam Soon (K-drama)
33. Penyihir Cinta = Magician Of Love (T-drama)
34. Kau Masih Kekasihku = At the Dolphin Bay (T-drama)
35. Atas Nama Cinta = Stairway To Heaven (K-drama)
36. Katakan Kau Mencintaiku = Sad Love Song (K-drama)
37. Cinta Kelas Atas = the OC (Hollywood Series)
38. Terpikat = Kuch-Kuch Hota Hai (India Movie)
39. Rahasia Pelangi = Love a part a moment (T-drama)
40. Pelangi di matamu 1 = Hoshi no Kinka (J-dorama)
41. Pelangi di matamu 2 = kamisama mou sukoshi dake (J-dorama)
42. Cewekku Jutek = My Sassy Girl (K-movie)
43. Jonathan Mulya & Alyssa (FTV) = A Walk to Remember (Hollywood Movie)
44. Rahasiaku = Kal Hoo na Hoo (India Movie)
45. de Neny = The Nanny (Hollywood Series)
46. Cinta Remaja = Sassy Girl Chun-hyang (K-drama)
47. Wulan = Yellow Handkerchief (K-drama)
48. So what gitu loh? = Friends (Hollywood Series)

update by Pattzzi:

49. Baby Doll = Love Storm (T-drama)
50. Pasangan Heboh = Fantasy Couple (K-drama)
51. Kakak Iparku 17 tahun = My sister in law is 19 (K-drama)
52. Olivia = She’s the Man (Hollywood Movie)
53. Sissy putri Duyung = Aquamarine (Hollywood Movie)
54. Jodoh Romantis = Romance (K-drama)
55. Cinderella Boy=Hanazakarino Kimitachihe (T-drama) –> awalnya beda, malah tengah2nya yg mirip
56. Cinta Fitri = Pure Love of 19 (K-drama)
57. Nona = Pure Love of 19 (K-drama) –> batal tayang
58. Kekasih = East Of Eden/Cloud Stairway (K-drama)
59. Love = The Outsiders (T-drama) –> 4 eps awal, What Stars Are You From (K-drama) –> eps 5+
60. Janji = Terms Of Endeagement (K-drama)
61. Pura-Pura Kawin = Full House (K-drama)

updated 08-05-2007

62. Kacang Panjang dan Kurcaci (FTV) = Lovely Complex (J-movie)
63. Pembantu Milyarder = Fantasy Couple (K-drama)

Pemberitahuan Global Marta Consulting ttg judul k-drama yg lisensinya sudah dimiliki oleh sinemart (posted by fly @ page 92) –> klik disini

updated 26-05-2007

64. Kenapa Gw Gak Boleh jatuh Cinta (FTV) = Lovely Rivals (K-movie)
65. Bumbu-Bumbu Cinta = Corner With Love (T-drama)
66. Fajar = Hello God (K-drama)
67. Pacar Pilihan = Lovers in Paris (K-drama) –> ijinnya agak meragukan : yg punya ijin sinemart, tp diproduksi multivision..
68. Romatika Remaja = John Tucker Must Die (Hollywood Movie)

updated 06-06-2007

69. Bunga Jomblo Forever (FTV) = Never Been Kissed (Hollywood Movie)
70. Candy = Candy Candy (anime/manga)

updated 21-06-2007

71. Mawar = One Million Roses (K-drama)
72. Cintaku Tipe B = My Boyfriend is Type B (K-movie)
73. Pacarin Gw Kalo Berani = My Tutor Friend (K-movie)

updated 22-06-2007

74. Kugapai Cintamu = Staiway to Heaven (K-drama)
75. Pacarku Pendek Sekali = Lovely Complex (J-movie)

diambil dari http://uliff.wordpress.com/2007/08/15/list-sinetron-jiplak/


Contoh pengambilan scene yang abis-abisan sama. Yang atas adalah Benci Jadi Cinta, yang bawah adalah My Girl.

Oke, setelah anda lihat berderet-deret "porn-list" diatas, pertanyaannya adalah: Apakah produser Indonesia melakukan ini secara ilegal? Ternyata adadiakui bahwa itu adalah sinetron adaptasi secara sah. Ada juga yang belum jelas. Sah atau tidak, impor budaya Pop dari Korea, Jepang, Taiwan, Hongkong dan India ini hampir tidak ada faedahnya bagi masyarakat kecuali menambah penuhnya pundi-pundi uang produser, stasiun tv dan artis yang main didalamnya.
Bagaimana ini? I'll be right back.

Monday, August 13, 2007

Industri Kreatif China vs Industri Komoditi Indonesia. Siapa Menang?

Didalam bukunya "The Creative Economy, How People Make Money from Ideas", John Howkins memaparkan 15 sub sektor Industri Kreatif. Salah satunya adalah "Mainan dan Permainan" (Toys and Games, tidak termasuk video games). Mari kita teropong kontribusi ekonomi di negara masing-masing. Sangat menarik.

Saat ini Indonesia memblokir mainan-mainan asal China karena diduga mengandung logam berat. Bila terkena panas, plastik-plastik mainan tersebut dapat bereaksi dan berubah mejadi racun. Disamping mainan, pasta gigi, dan permen juga diblokir oleh Pemerintah Indonesia.

Lantas, China membalas tindakan Indonesia ini. China memblokir produk-produk hasil laut Indonesia karena diduga tercemar.

Mari kita baca angka-angka ini:

A. Indonesia
Ekspor produk perikanan Indonesia ke China tiap tahun mencapai USD150 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Sementara total ekspor ke seluruh dunia mencapai USD 2,1 Milyar. Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa merupakan negara tujuan ekspor yang paling besar.

B. China

  • Export Mainan Terbesar di Dunia adalah dari China (75%), klik.
  • Terdapat 8000 pabrik mainan di China
  • Ada 286 Juta anak-anak dibawah umur 14 tahun di China, lebih besar dari populasi penduduk Indonesia dan hampir sama dengan populasi penduduk Amerika.
  • Pasar Domestik Mainan di China tahun 2003 diperkirakan melebihi = 3,75 Milyar

Data John Howkins, 2001 dan dari sumber-sumber lain:

Pasar Mainan Dunia (1999, 2000):

  • 1999: USD 53 Milyar
  • 2000: USD 55 Milyar
  • Pasar Mainan di Amerika = USD 21 Milyar
  • Pasar Mainan di UK = Poundsterling 1.7 Milyar

Belanja untuk mainan anak per tahun (2000):

  • USA = USD 273
  • Timur Tengah = USD 204
  • Eropa = USD 120
  • Asia = USD 11
  • Afrika = USD 1
  • Rata-rata seluruh dunia = USD 34

Kita bisa menebak:

  • Dari 75% pangsa pasar mainan dunia, maka nilai ekspor mainan China adalah USD 55 Milyar (data tahun 2000) x 75% =USD 41,25 Milyar
  • Pasar Produk Ikan Global Indonesia cuma 5.1% (USD 2,1 Milyar) dibandingkan dengan pasar "Sayang Anak" Domestik (mainan untuk anak-anak dibawah 14 tahun di China).
Jadi, jelaslah Industri kreatif berbasis Mainan memang menjadi penyumbang ekonomi China yang cukup potensial, 8000 pabrik menggantungkan nasibnya. Ekspor komoditi Ikan Indonesia masih kecil untuk dianggap penting bagi China. Ini salah satu bukti kekuatan industri kreatif. Lalu, Industri Indonesia mau bagaimana? Mau ekspor mainan? Mainan perlu desainer mainan. Desainer Indonesia mau ikutan?

Sunday, August 12, 2007

Is Design Business a Show Business?

Desainer Top yang berbicara di Conference FGD Expo 2007 beberapa hari yang lalu di Jakarta datang dengan berbagai gaya. Ada yang bergaya akademis seperti Prof Ah Sang Sho, ada gaya urakan seperti Stevan Sagmiester, ada pula yang bergaya selebritis. Karim Rasyid masuk dalam kategori bergaya seperti Selebritis. Segala sesuatu "diatur" sedemikian rupa, akting dan arogan.

Lalu beberapa desainer lokal yang menghadiri acara tersebut mulai menggunjing. Wah, mentang-mentang udah top, gayanya seperti selebritis. Jangan-jangan ini adalah salah satu bentuk brandingnya mereka? Apakah ini adalah salah satu cara menjual diri mereka? Ada yang berkomentar, desainer-desainer top biasanya pernah melakukan sesuatu yang kontroversial. Is design business a show business? Jika demikian halnya, bagaimana dengan desainer lokal? supaya laku apakah harus kontroversial dulu?

Saturday, August 11, 2007

Negara Kaya, Rakyatnya Belum Tentu

Di Blog saya yang satu lagi (klik) saya mengungkap tentang peringat daya saing dunia. Saya kembali penasaran, apakah, apabila peringkatnya bagus, rakyatnya juga sejahtera? Saya lalu berfikir bagaimana caranya agar tahu kenyataan sebenarnya? Lalu saya ingat-ingat lagi obrolan-obrolan saya dengan relasi-relasi luar negeri. Berikut adalah adalah catatan obrolan saya. Tulisan disini bernuansa non-formal, santai:
1. Orang Singapura (peringkat 5 dunia):
  • General Manager Perusahaan Global Internasional (50an thn): Saya benar-benar ingin cari kerja di Indonesia . Tolong beritahu bagaimana cara mengurus Permanent Resident di Indonesia.
  • Obrolan dengan orang Singapura, Supir Taxi Limousine (50an thn): Walaupun bapak cari taxi biasa, tapi tidak apa-apa naik taxi limo saya, tarif normal saja. Kalau saya pilih-pilih customer, saya tidak makan, taxi yang antri dibelakang saya banyak, kasihan mereka menunggu lama kalau saya tidak ada yang nyewa, sama-sama cari makanlah. Hidup disini susah, standar hidup tinggi, apa-apa mahal. Kalau di Indonesia enak ya? Saya sering tuh mengantar orang gedongan Indonesia belanja barang disini. Tapi sekarang turis asing berkurang, jadi orang Indonesia sangat kita harapkan belanja disini.

2. Orang Jepang (peringkat 7 dunia)

  • Orang Sales (35an thn): Pak , bagaimana dengan barang kami, bisa diterima tidak? Kapan ordernya? Orang ini menelpon saya langsung dari Jepang hampir setiap hari, menawarkan barang. Bikin kesal. Rasanya sales di Indonesia tidak begini-begini amat.
  • Direktur Sales (55an thn) dan Marketing Manager (50an thn), sedang ngobrol berdua dimobil saya pakai bahasa Jepang. Teman saya yang ngerti bahasa Jepang, nguping. Mereka:Wah, hidup di Indonesia rasanya lebih enak. Kalau pensiun saya mau tinggal disini . Di Jepang, uang 200 juta tidak ada artinya. Kalau disini bisa untuk segala macam.

3. Orang Jerman (peringkat 8 dunia)

  • Pak, tolong jangan lupa bikin tanda terima pembayaran , untuk laporan pajak. Orang pajak gencar sekali memeriksa keuangan kami, wah sulit hidup di Jerman.

4. Orang Belanda (peringkat 9 dunia)

  • Saya pernah diwawancara Wartawan Belanda kira-kira 10 tahunan yll. Saya: Ekonomi di Eropa sekarang sudah mulai menurun ekonominya. Sekarang kekuatan ekonomi ada di Asia. Dia: (dengan ekpresi sebal )bilang iya iya dehh... ambil tuh ambil...(gerakan tangan mengenyahkan). Tapi itu 10 tahun yang lalu. Pasca Krisis, bagaimana Asia sekarang?

5. Orang Korea (peringkat 24 dunia)

  • Obrolan tanggal 11/08/07 dengan Prof Ah Sang Sho, seorang Desainer Grafis. Dia: Korea sekarang sedang mempersiapkan instrumen hukum untuk Desain. Saya: Loh, bukannya Korea sudah sangat siap dengan instrumen hukum tentang desain. Lihat saja Samsung, LG, Hyundai, semua perusahaan yang sangat kuat meproteksi desain-desainnya. Dia: Iya, tapi Korea bukan cuma Samsung kan? Mereka itu perusahaan yang sudah meng global mereka mengatur dengan cara mereka sendiri, tapi untuk kebanyakan orang perlindungan desain di Korea belum terlalu bagus, masih perlu upaya serius dari Pemerintah.

6. Orang Italia (peringkat 42 dunia)

  • Obrolan dengan Marketing Manager perusahaan IT(38an thn). Dia: Perusahaan saya buka pabrik baru di Hongaria dan Romania karena disana tenaga kerja lebih murah, jadi anda bisa dapat barang kami dengan harga lebih murah. Pabrik Olivetti sudah tutup di Italia, kami rekrut orang-orangnya lalu kami pekerjakan di Romania. Sejak penyatuan mata uang Eropa, harga-harga jadi dobel. Sekarang hidup di Italia mahal, 70% gaji habis untuk biaya apartemen dan biaya hidup lainnya, cuma bisa nabung 30%. Pemerintahkerjanya memotong pajak saja, kesejahteraan rakyatnya tidak diperhatikan. Prostitusi semakin marak, juga kriminalitas. Saya: loh, saya liat dari Google Earth, disepanjang pantai Itali banyak sekali Kapal Pesiar, pasti banyak orang kaya dong. Dia: Ah, itu hanya ilusi. Yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Banyak uang tidak beres di Italia. Saya: Ooo gitu, kok tidak pernah dengar ya di media-media. Dia: Anda saja yang nggak memperhatikan.

7. Orang China (peringkat ?)

  • Di entertain lunch oleh Sales Manager (39an thn) di Shenzhen: Saya: ada makanan yang berbasis ayam didekat sini? Dia: Oke, ayo ke KFC. Sesampai disana, karena lapar, saya pesan macam-macam. Setelah meletakkan baki masing-masing, saya lihat dia cuma pesan Chicken Nugget, 5 butir saja. Saya berfikir, ini orang sedang bokek atau memang tidak dikasih uang entertain oleh Boss nya?
  • Ditemui General Manager (40an thn) yang terbang 2 jam dari ChengDu ke Shenzhen untuk meeting ini. Saat dia presentasi dengan saya, saya perhatikan laptopnya. Wah, engsel laptopnya sudah pecah, dijepit dengan penjepit file, laptopnya pun sudah tua. Orangnya lumayan ganteng, tapi saya tebak giginya pasti berlubang atau banyak karang gigi. Kenapa saya tahu? Setiap bicara, aromanya semerbak. Saya tahu itu adalah bau gigi bermasalah, karena isteri saya dokter gigi. Hmm, mungkin biaya kesehatan di China mahal.

Jadi, peringkat daya saing dunia yang ada diatas tadi, tidak menjamin bahwa rakyatnya sejahtera semua. Oke, sekarang, hasil renungan saya mengatakan, jangan terlalu silau dengan sajian-sajian informasi internasional. Kadang kenyataannya berbeda dari yang diberitakan.

Thursday, August 9, 2007

My 1st Online Shopping Experience, Buying from Amazon.com


Tadi siang saya dapat telpon dari Ibu saya, ada surat panggilan dari Kantor Pos Fatmawati. Katanya ini sudah panggilan kedua. Saya gembira sekali. Itu pesanan buku-buku saya dari Amazon.com. Ini uji nyali pertama saya dalam online shopping. Saya selalu takut membayar via credit card di internet. Dari 6 buku yang saya pesan, yang sampai baru satu buku. Ternyata sisanya sampai juga. Saya fikir buku-buku itu lenyap, padahal saya belanja sekitar 1.3 jutaan. Tetapi saya agak heran. Loh, kok panggilan kedua? Surat panggilan pertama saja saya belum pernah terima. Saya terakhir telepon ke Kantor Pos Fatmawati, mereka bilang tidak bisa ngecek tracking number yang diberikan Amazon.com karena barang tsb dikirim dalam kategori bungkusan, dan barang seperti itu akan dimampirkan dulu di Kantor Pusat di Pasar Baru, diliat apa kena pajak atau engga. Singkat kata, saya langsung pergi ke Kantor Pos Fatmawati.

Pertama saya masuk ke lobby depan kantor POS. Saya datang ke counter Pengambilan Paket EMS. Setelah berdialong, petugas bilang kalau barang berasal dari Kantor Pusat di Pasar Baru ambilnya bukan disitu tetapi dibelakang gedung, Dia khusus melayani yang langsung dari Bandara. Saya lalu bergegas ke belakang gedung menemui Mr. A yang katanya bagian urus2 ini. Pemandangan suasana kerja disana cukup miris. Ada seorang petugas yang sudah cukup senior (beruban 80%) yang sedang siap-siap ngopi, ada dua orang yang asyik main game pokemon di PC cuek, dan ada satu meja kosong. Saya disuruh ke Meja kosong menunggu Mr. A. Pada saat Mr. A datang, ia datang menggunakan Singlet, tangannya yang basah menggenggam lap mobil kanebo. Wah, kayaknya dia habis nyuci motor. Mr.A bilang, ini bukan dibagian saya, disini bagian paket, khusus untuk barang yang agak besar-besar, sedangkan barang bapak termasuk kecil, masuk di Kategori Bungkusan. Heh? istilahnya macem-macem ya? Lalu dengan baik, salah satu dari mereka mengantar saya ke ruangan Mr. B. Nah, ini rupanya tempat yang betul. Setelah berdialog sebentar, ia berhasil mendapatkan file saya dan barang saya. Dia bilang, Pak, saya sudah tunggu 1 bulan kok tidak diambil-ambil, jadi saya kirim surat panggilan kedua. Saya bilang, boro-boro saya tahu barangnya sudah sampai. Dia menjawab enteng, mungkin surat panggilan yang pertama keselip pak, sambil tersenyum.

Ternyata untuk 5 buku yang baru sampai ini, saya kena pajak (resmi) sebesar Rp. 96 ribuan. Tapi anehnya, satu buku yang nyalip datang duluan 1 bulan yll, tidak kena pajak, hanya kena 3 ribu rupiah dan langsung diantar petugas ke rumah ibu saya. Apakan karena 5 buku, lantas saya kena pajak. Karena saya sudah punya NPWP Pribadi, saya minta faktur pajak dari dia. Tetapi dia bilang, tidak bisa diberikan sekarang, karena yang bagian bikin Faktur Pajak berbeda. Yang kemarin-kemarin saja belum diketik oleh ybs katanya. Wah, bagaimana ini? Terpaksa saya harus kembali lagi lain waktu meminta Faktur Pajak saya. Mungkin effortnya ngecek faktur pajak tsb tidak sebanding dengan ongkos transport ke kantor ini. Anyway, saya sudah happy barang pesanan saya tidak hilang.

Yang saya surprise adalah melihat banyaknya bungkusan berlabel Amazon.com di ruangan Mr.B. Saya tanya, kiriman dari Amazon.com banyak ya pak? Wah, banyak katanya. Ck ck ck... Amazon.com hebat, kata saya. Ternyata apa yang dikatakan di media-media dan dibuku-buku bisnis tentang kehebatan Amazon.com adalah benar adanya. Bahwa Amazon.com merubah peta bisnis buku memang betul. Amazon.com berhasil melipat dunia. Customer dari belahan dunia manapun terbukti mampu dilayani. Ternyata keluhan seorang pengusaha terpandang kenalan saya yang memiliki toko buku-buku import di Jakarta juga benar. Ia mengeluhkan perubahan gaya beli dari customer-customernya, yang sekarang banyak beli dari Amazon.com. Dia sudah menutup 2 toko bukunya, tinggal satu-satunya yang dipertahankan yaitu di Kemang. It's an expensive hobby katanya. (hemm... kalau dia bilang hobby, apakah provitable?). Who knows.
Saya prihatin atas 2 hal:
(1) Globalisasi telah menghancurkan batas-batas, yang tidak siap akan terlibas, contohnya pengusaha buku kenalan saya itu.
(2) Saya prihatin dengan manajemen PT Pos Indonesia. Bayangkan, untuk memeriksa tracking number yang diberikan oleh Amazon.com demi memberi kenyamanan customernya tidak bisa digunakan di Indonesia. Lalu kekonyolan tentang surat panggilan yang nyelip sehingga pesanan saya nongkrong 1 bulan disana, informasi pengambilan "bungkusan" yang tidak jelas (Sign System = Nihil), ketentuan mana yang kena pajak dan mana yang tidak kena pajak, lalu faktur pajak yang tidak bisa dicetak dan diberikan kepada si pembayar pajak (saya) on the spot. Wah, ini baru saya, penduduk Jakarta. Bagaimana dengan penduduk kota kecil yang berbelanja dari Amazon.com? Pasti lebih rumit lagi.

Anyway, terima kasih PT POS Indonesia, akhirnya saya bisa mencicipi bagaimana rasanya berbelanja on-line seperti yang sering saya baca di media, dan saya tidak kapok. Ini bagian dari excitement hidup di Indonesia. A Lot of Surpises and entertaining.

Tuesday, August 7, 2007

Think Big or Think Average?

Kita sering dengar, Think Big! Banyak orang yang bersikap skeptis terhadap mimpi-mimpi besar. Menihilkan gagasan-gagasan brilian. Lalu apa seharusnya yang kita harus lakukan? Think Big atau Think Average?

Coba baca kata-kata dari Michael Angelo ini:
"The greatest danger for most of us is not that our aim is too high and we miss it, but that it is too low and we reach it."
Apakah arti bahaya yang dimaksud? Kebanyakan bukanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapi dalam mencapai mimpi yang tinggi, tetapi bahaya kemandulan berimajinasi, belenggu kreatifitas!

Juga, beranilah berfikir beda, kreatif, gila. Karena perubahan besar yang terjadi didunia ini kebanyakan dilakukan oleh orang GILA. Jadi, jangan tanya customer, karena mereka juga tidak tahu atau terkungkung pada paradigma orang biasa. Befikirlah out of the box. Ada quote lagi dari Henry Ford, sang pencipta mobil:

"If I had asked my customer what they wanted, they'd said faster horse."

(Henry Ford)


Too Much Talk, To Little Do
Saya rasa, oke saja untuk berfikir besar asal ada follow upnya. Percuma saja berfikir sedang-sedang kalau itupun tidak difollow up dengan baik. Saya tidak mengatakan saya orang yang hebat. Tetapi bagi saya mungkin cukuplah dengan Doing Well by Doing Good.

Monday, August 6, 2007

Teknologi Prostetik Pemberian Alam

Van Phillips, (klik) sang penyandang cacat yang menciptakan teknologi bionik. (mengalami cacat kaki saat sedang ber ski-air) . Foto disamping adalah atlit Afrika Selatan bernama Victor Pistorius.



Tahukah anda, inspirasi penemuan ini? Mengamati Cheetah berlari dan mempelajari teknologi Serat Karbon. Jadilah Flex-Foot. Wow!