Sunday, October 7, 2007

Guest Lecture, Creative Entrepreneur, SBM-ITB

Sabtu pagi tanggal 6 Oktober 2007, saya diundang sebagai Guest Lecture di Sekolah Manajemen Bisnis ITB, Bandung. Sesuai permintaan, saya memaparkan topik "Creative Entrepreneurship" dimana saya sharing knowledge mengenai ekonomi kreatif, creative entrepreneur dan case study pengalaman saya membangun bisnis yang sekarang saya geluti yaitu mendesain dan membuat mesin ATM non-tunai untuk Bank, from scratch dan sekarang telah tersebar disekitar 400 lokasi diseluruh Indonesia.

Saya sangat surprise ternyata dipenghujung liburan dan masih dalam kondisi berpuasa, banyak mahasiswa MBA yang datang, hampir tidak ada yang beranjak pergi sebelum acara usai. Pertanyaan-pertanyaan kritis juga dilontarkan oleh mahasiwa, tidak terasa waktu perkuliahan 1,5 jam terlampaui.

Catatan saya : masih banyak mahasiswa yang terpaku dalam paradigma bisnis lama, terlihat dari macam pertanyaan seperti: bagaimana mengikuti tender di pemerintahan, bagaimana memenangkan tender disuatu project besar. Saya jawab: Apabila anda berkecimpung dalam bisnis yang telah ada sekarang, maka anda akan selalu dibandingkan dengan rival anda, istilahnya Bisnis Kubangan. Bisnis atau industri seperti ini menarik banyak sekali orang-orang karena hampir semua orang mampu mengerjakannya dan anda bertarung keras, berdarah-darah dalam tender. Namun bila anda memiliki gagasan bisnis baru dan itu diterima oleh customer, anda tidak akan bertarung karena tidak ada yang bisa dibandingkan dengan anda. Customer akan menunjuk langsung pada anda, tanpa tender. Ini adalah tujuan dari creative entrepreneur yang sebenarnya. Beberapa cuplikan pertanyaan penting lain sebagai berikut:

Bagaimana mengidentifikasi peluang?
Jawab:

Dimulai dengan pernyataan yang menggugah emosi, bahwa bisnis itu tidak mudah, jikalau mudah, semua orang kaya raya dan tidak ada orang yang miskin. Jadi diperlukan fokus yang tajam. Didalam era Ekonomi Kreatif (the Age of Creation and Intensification), kita tidak perlu terpaku pada market boundaries yang ada. Pesan dari Era ini adalah orisinalitas gagasan dan bagaimana mengintensifkannya. Dengan orisinalitas ini anda dapat melampaui boundaries tersebut, keluar dari tempurung. Saya menjelaskan dengan konsep The Blue Ocean Strategy. Apabila anda memiliki gagasan yang brilian dan tidak mengikuti definisi market yang telah ada, anda akan mampu membalik keadaan, menjadikan market yang ada tidak relevan lagi. Tips mudahnya adalah: Mulailah dengan apa yang ada sukai. Misalnya, apabila anda menyukai anjing Rothweiler, anda tidak pernah merasa bosan dan lelah mengumpulkan informasi tentang anjing tersebut, bahkan anda sampai tahu gen anjing tersebut dan struktur tulangnya. Galilah informasi sampai pada suatu titik anda telah merasa telah memiliki informasi yang selengkap-lengkapnya. Selanjutnya anda tinggal memposisikan angle dimana anda akan memasuki pasar. Semangat ini adalah BE PASSIONATE on Everything You Do. Saya lengkapi jawaban saya ini dengan klarifikasi pernyataan-pernyataan dari Tom Peters, Daniel Pink dan John Howkins.

Bagaimana memulainya?
Jawab:

Seperti juga kisah-kisah sukses entrepreneur lain, mereka selalu bekerja ekstra keras, tak kenal lelah walaupun badai menerpa. BE VERY AMBITIOUS. Saya katakan, anda tidak akan tergerak menjadi entrepreneur apabila anda tidak dalam keadaan buru-buru, butuh dan terdesak, URGENCY. Saya tambahkan lagi faktor yang penting yaitu DENDAM KESUMAT. Apabila anda merasa bosan dan teraniaya secara intelektual dan ekonomi didalam lingkungan kerja anda sekarang, itu adalah saat yang tepat untuk menjadi entrepreneur. Manifestasi Dendam membara bila dijadikan energi positif akan menjadi FIRE yang selalu membakar semangat anda. Berikutnya adalah BE KIND to People, karena dengan bersikap baik, anda akan mudah diterima disemua jaringan-jaringan penting yang anda butuhkan.Teman-teman anda dan lingkaran terdalam anda adalah orang pertama yang bisa membantu apabila anda memulai dengan berbagai keterbatasan, seperti saya dulu menggunakan paviliun rumah ibu saya dan garasinya sebagai head offfice dan memakai kantor gedongan teman baik saya sebagai tempat meeting, serta meminjam bendera PT teman saya untuk memulai bisnis.

Bagaimana dengan modal?
Jawab:
Lagi-lagi ini menunjukkan the power of ideas. Apabila anda memiliki gagasan yang sangat brilian dan project yang prestisius, banyak third party yang berminat mendukung anda. Anda harus pandai berpolitik dalam hal ini sebagaimana anda bermain catur. Anda bisa melakukan barter meminta disediakan ruangan untuk bekerja dengan imbalan anda akan memberi sebagian order bahan baku kepada third party tersebut, dan metode pembayaran back-to-back (anda akan melunasi mereka saat anda telah dilunasi). Juga, dengan solusi yang anda miliki, anda memiliki bargaining position yang kuat. Anda dapat meminta downpayment sebesar 50% kepada customer. Customer akan menuruti anda karena ia tidak memiliki arternatif lain selain anda. Asalkan anda dapat mengutarakan hal politis ini secara "elegan", dan jujur, permintaan anda akan dikabulkan. Selebihnya, membobol tabungan, menjual barang-barang dan meminjam uang dari teman atau keluarga.
Apakah Anda Outsource?
Jawab:
Ya, betul saya outsource dan itu justru semangat dari ekonomi kreatif secara holistis. Mengapa? didalam era dimana segala sesuatu mengandalkan gagasan, maka anda harus sangat kuat dengan gagasan anda, produksi bisa dimana saja. Saya tidak perlu membeli tanah dan membangun full blown factory, karena core bisnis saya adalah solution and integration. Sama halnya seperti iPod diproduksi di Philipina, iPhone diproduksi oleh Foxconn (gosipnya), PDA O2 diproduksi oleh HTC. Dan X-Box, Sony, HP, Handsprings dan masih banyak yang lain diproduksi oleh perusahaan raksasa outsoucing: Flextronics. Semakin anda bisa terbebas dari paradigma era industrialisasi massa, anda akan semakin fleksibel dan gesit.

Bagaimana dengan competitive advantage anda dibandingkan dengan rival raksasa sperti IBM dan NCR yang anda hadapi?
Jawab:
Yang perlu anda ketahui, You can't Teach Elephant to Dance. Kita bisa menganalisa dari Niche Market. Saya menganalisa, didalam industri tertentu kadang nilai nominal tertentu kurang memotivasi raksasa-raksasa untuk berlari jika ternyata waktu yang tersedia dan specs yang diminta membuat mereka mengeluarkan effort yang besar. Disisi lain, sekian milyar rupiah adalah nominal yang sangat besar bagi organisasi kecil seperti saya. Disitulah peluang bagi entrepreneur muda. Yang saya tawarkan adalah lower price, higher specs, shorter leadtime, customizable, good customer care (quick respons & attentions).
Bagaimana agar Kreatif?
Jawab:
Ini adalah pertanyaan yang sulit bagi saya karena mencoba menjelaskan hal yang abstrak secara teratur. Saya mengatakan bahwa semua orang secara kondrati adalah kreatif. Dalam hal-hal tertentu ada yang terlahir lebih menyenangi mengerjakan hal-hal yang kreatif dibandingkan orang lain sehingga ia lebih terasah, ini disebut Creative People. Seperti saya, mungkin sejak kecil sudah senang bidang-bidang kreatifitas seperti bermain musik, senang menggambar, fotografi dan lain-lain. Karena kreatifitas adalah bagian hidup semua orang, itu bukanlah hal yang perlu dirisaukan. Yang menjadi tantangan adalah pada saat anda ingin memanfaatkan kreatifitas dalam entrepreneurship, mengubah diri anda menjadi seorang Creative Entrepreneur. Saya mencoba menjawab dengan analogi pada perjalanan hidup diri saya sendiri. Momentum terbesar dalam hidup saya dalah pada saat saya diterima sebagai mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Sensasi bathin yang saya alami adalah tercebur didalam lingkungan dimana orang-orang lain disekitar saya adalah orang-orang dari bidang sains dan enjiniring, yang memotivasi saya untuk mengamati, dan mendengarkan wacana-wacana yang mereka bicarakan, dan mencoba mencari kesinambungan diantaranya. Saya menyimpulkan bahwa dibutuhkan RUANG INTERAKSI dan BRAINSTORMING untuk bereksperimen, mengkawin-silangkan sesuatu ide secara multi displiner agar gagasan-gagasan kewirausahaan kreatif dapat berkembang. Yang perlu diingat, yang ditekankan adalah Its the PROCESS not the TOOLS. Sikap skeptis dari bidang non-kreatif adalah perangkap yang harus dihindari, karena itu berarti contra-productive, contra-passionate. Semua orang harus memiliki open mind, TOLERANT terhadap gagasan-gagasan liar dan gila berfikir bagaikan Otak Seorang Pemula (The Beginner's Mind). "In the Beginner's Mind, there are many possibilities, but in the Expert's, there are few." Saya lengkapi argumen saya dengan konsep The R-Directed Thinking-Daniel Pink dan konsep 3T-nya Richard Florida (Talented people, Tolerance, Technology).

Kuliah seminar ini ditutup dengan kesimpulan dari Moderator dan pemberian kenang-kenangan. Perbincangan hangat berlanjut seusai acara dan saling berukar kartu nama. It was a fun experience, Viva SBM-ITB!

Berikut adalah 5 slides dari 43 slides yang saya tayangkan:
















Update 25/10/07: ternyata saya baru temukan bahwa dendam kesumat memang bisa menjadi motivasi entrepreneurship. Ini adalah artikel di businessweek, berjudul "Sweet Revenge", lihat juga slideshownya. Enjoy.

1 comment:

Anonymous said...

Good words.